Beberapa Kesalahan Terbesar Saya Ketika Investasi Saham

Saya coba bagikan 4 kesalahan atau penyesalan yang pernah saya lakukan saat investasi saham.

Mungkin pengalaman saya berbeda dengan yang lain.

Saya lihat kesalahan terbesar yang paling banyak dilakukan adalah FOMO alias membeli saham yang sedang viral/tren dengan sebagian besar kekayaan pribadi, bahkan sampai berhutang. Yang akhirnya mengarah pada jatuhnya harga saham tersebut dan mengalami kerugian besar.

1. Membeli Saham Terlalu Besar

Saya pernah membeli emiten seharga sekitar Rp 2,7 juta per lot saat portofolio saya masih belum menyentuh Rp 10 juta. Saya pikir semakin mahal emiten maka semakin bagus, seperti barang premium. Jadi saya bangga bisa membelinya.

Namun ternyata harga sahamnya menurun dan berpengaruh signifikan terhadap portofolio saya sampai melenyapkan seluruh keuntungan saya saat itu.

Sekarang saya selalu memastikan nilai beli total satu emiten tidak lebih dari 10% total portofolio.

2. Tidak Berani Take Profit

Saya baru menyadari bahwa saham ARA adalah pergerakan harga tidak wajar, jadi lebih bijak jika kita take profit sedikit demi sedikit meskipun masih undervalue. Karena peluang terkoreksinya sangat besar.

Saya pernah bersikukuh tidak mau take profit emiten yang sudah ARA 3 hari berturut-turut. Karena saya pikir masih undervalue. Ternyata keesokan harinya emiten ini mengalami ARB berturut-turut hingga kembali ke harga sebelumnya. Saya menyesal tidak mengambil keuntungan sedikitpun dari pergerakan harga tidak wajar tersebut.

3. Tidak Punya Cash

Saat ini saya selalu mengumpulkan cash. Baik itu di RDN maupun di luar RDN. Sistem investasi saya membuat cash saya otomatis lebih sedikit saat harga saham terkoreksi dan lebih banyak ketika harga saham mengalami bullish.

Dahulu saya menerapkan prinsip seluruh cash harus habis, kalau punya cash berarti aset saya tidak produktif. Dan itu membuat saya menyesal karena tidak dapat membeli emiten yang saya lihat sangat bagus dan berada di harga yang tepat, namun saya tidak punya uang untuk membelinya. Akhirnya emiten tersebut mengalami peningkatan harga signifikan sehingga tidak undervalue lagi.

4. Tidak Investasi Sedini Mungkin

Ini lebih ke penyesalan ketimbang kesalahan. Ini mungkin menjadi penyesalan hampir setiap investor yang mulai paham bagaimana cara berinvestasi di saham.

Saya baru mulai investasi saat saya kuliah S1. Dan sangat berharap bisa investasi sejak saya sudah bisa punya KTP sendiri. Warren Buffett saja sudah mulai membeli saham sejak umur 11 tahun, dan bahkan beliau menyesal tidak lebih awal dari itu!