Stunted-Obesity, Anak Stunting Berisiko Alami Obesitas

Stunted-obesity adalah istilah yang mengacu pada kondisi di mana anak-anak mengalami stunting atau pertumbuhan terhambat pada awal kehidupan, tetapi kemudian mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan dan berisiko mengembangkan obesitas pada usia selanjutnya. Kondisi ini menggambarkan pertentangan antara stunting, yang biasanya dihubungkan dengan kurang gizi, dengan obesitas, yang terkait dengan asupan kalori berlebih.

Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko stunted-obesity pada anak-anak:

1. Gizi Buruk Selama Kehamilan dan Periode Awal Kehidupan: Kurang gizi selama masa kehamilan dan periode awal kehidupan anak dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat atau stunting. Namun, jika anak-anak tersebut mendapatkan asupan makanan yang berlebihan atau tidak seimbang setelahnya, mereka berisiko mengalami lonjakan berat badan yang berlebihan.

2. Pola Makan yang Tidak Seimbang: Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki pola makan yang tidak seimbang dan kekurangan nutrisi penting. Kemudian, jika mereka diberi makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi setelahnya, risiko obesitas meningkat.

3. Peningkatan Asupan Makanan Tinggi Lemak dan Gula: Perubahan pola makan yang lebih cenderung mengandung makanan tinggi lemak dan gula, serta makanan olahan yang kurang bernutrisi, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas pada anak-anak yang mengalami stunting.

4. Ketidakseimbangan Energi: Anak-anak stunting cenderung memiliki ketidakseimbangan antara asupan kalori dan kebutuhan energi. Jika asupan kalori melebihi kebutuhan energi, hal ini dapat mengakibatkan penambahan berat badan yang berlebihan.

5. Faktor Lingkungan: Lingkungan yang kurang mendukung pola makan dan gaya hidup sehat juga dapat berperan dalam risiko stunted-obesity. Ini termasuk promosi makanan tinggi kalori, rendah nutrisi, serta kebiasaan aktivitas fisik yang rendah.

Untuk mengatasi risiko stunted-obesity, perlu dilakukan pendekatan holistik yang mencakup edukasi tentang gizi dan pola makan seimbang, dukungan untuk pengembangan fisik dan mental yang sehat, serta peran aktif dari keluarga, sekolah, dan komunitas dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat.