Perbedaan Osteoporosis dan Osteopenia, Sama-sama Masalah Tulang

Osteoporosis dan osteopenia adalah dua kondisi yang berkaitan dengan kesehatan tulang, namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan dan dampaknya pada tubuh. Meski sama-sama merupakan masalah pada kepadatan tulang, osteopenia sering kali dianggap sebagai tahap awal dari osteoporosis. Mengenal perbedaan antara keduanya dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan yang tepat untuk menjaga kekuatan tulang seiring bertambahnya usia.

1. Definisi dan Tingkat Keparahan

  • Osteopenia adalah kondisi di mana kepadatan tulang mulai menurun namun belum cukup parah untuk disebut osteoporosis. Pada osteopenia, massa tulang berkurang lebih dari biasanya namun tidak sampai pada titik yang menyebabkan keretakan tulang. Kondisi ini sering dianggap sebagai peringatan dini, menandakan bahwa tulang memerlukan perawatan ekstra untuk mencegah perkembangan ke arah osteoporosis.
  • Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang sudah kehilangan massa yang signifikan, sehingga tulang menjadi sangat rapuh dan rentan terhadap patah. Osteoporosis membuat tulang menjadi begitu rapuh, sehingga aktivitas harian yang sederhana seperti membungkuk atau batuk saja bisa menyebabkan keretakan tulang, terutama pada tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan.

2. Penyebab dan Faktor Risiko

Baik osteopenia maupun osteoporosis disebabkan oleh faktor yang sama, yaitu penurunan kepadatan tulang akibat usia atau gaya hidup. Namun, osteoporosis biasanya terjadi akibat akumulasi dari beberapa faktor risiko yang tidak segera ditangani pada tahap osteopenia. Faktor risiko yang umum mencakup:

  • Usia: Kepadatan tulang berkurang seiring bertambahnya usia, terutama pada usia 50 tahun ke atas.
  • Kekurangan Nutrisi: Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat mempercepat penurunan massa tulang.
  • Gaya Hidup: Kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko.
  • Genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.

3. Gejala yang Dirasakan

  • Pada osteopenia, biasanya tidak ada gejala yang jelas. Penurunan kepadatan tulang ini sering kali tidak menimbulkan tanda apa pun dan hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan medis, seperti tes kepadatan tulang atau tes DEXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry).
  • Osteoporosis bisa menyebabkan gejala lebih serius, seperti nyeri tulang atau bahkan patah tulang akibat trauma ringan. Seiring perkembangan osteoporosis, seseorang mungkin juga mengalami perubahan postur tubuh, seperti bungkuk atau tinggi badan yang menurun akibat keretakan kompresi pada tulang belakang.