Gagal hamil atau kesulitan untuk hamil bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi pria maupun wanita. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kemampuan pasangan untuk mengandung dan memerlukan penanganan yang berbeda. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menjadi penyebab gagal hamil:
1. Masalah Ovulasi
a. Gangguan Ovulasi: Ovulasi yang tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali bisa menjadi penyebab utama gagal hamil. Kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), hipotiroidisme, atau gangguan hormon dapat mengganggu proses ovulasi. Wanita dengan gangguan ovulasi mungkin mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi sama sekali.
b. Kualitas Sel Telur: Penurunan kualitas sel telur seiring bertambahnya usia atau karena masalah kesehatan tertentu dapat mempengaruhi kesuburan. Kualitas sel telur yang buruk membuat kemungkinan pembuahan menjadi lebih rendah.
2. Masalah Sperma
a. Kualitas dan Kuantitas Sperma: Kualitas sperma yang buruk, seperti motilitas rendah, morfologi abnormal, atau jumlah sperma yang rendah, dapat mengurangi peluang pembuahan. Faktor-faktor seperti paparan bahan kimia berbahaya, merokok, atau konsumsi alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma.
b. Infeksi atau Peradangan: Infeksi pada saluran reproduksi pria, seperti epididimitis atau prostatitis, dapat mempengaruhi kualitas sperma dan kemampuan untuk membuahi sel telur.
3. Masalah dengan Saluran Reproduksi
a. Penyumbatan Saluran Tuba: Penyumbatan atau kerusakan pada saluran tuba falopi dapat menghalangi pergerakan sel telur atau sperma, mencegah pembuahan. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh infeksi, endometriosis, atau adhesi.
b. Endometriosis: Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri dan kemungkinan kerusakan pada organ reproduksi. Ini dapat menghambat proses pembuahan dan implantasi.
4. Faktor Usia
a. Usia Wanita: Usia wanita memainkan peran besar dalam kesuburan. Seiring bertambahnya usia, kualitas dan jumlah sel telur menurun, yang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya kehamilan. Wanita di atas usia 35 tahun cenderung menghadapi tantangan lebih besar dalam hamil.
b. Usia Pria: Meskipun pria bisa menghasilkan sperma hingga usia yang lebih tua, kualitas sperma cenderung menurun dengan usia. Ini dapat mempengaruhi kesuburan dan kemampuan untuk membuahi sel telur.
5. Masalah Berat Badan
a. Kelebihan Berat Badan: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan menyebabkan gangguan ovulasi. Ini juga dapat mengganggu kualitas sperma pada pria.
b. Kekurangan Berat Badan: Berat badan yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan menstruasi dan ovulasi, serta mempengaruhi keseimbangan hormon. Ini juga dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
6. Faktor Genetik
a. Kelainan Kromosom: Kelainan kromosom seperti sindrom Turner atau sindrom Klinefelter dapat mempengaruhi kesuburan baik pada pria maupun wanita. Kelainan genetik ini dapat mempengaruhi fungsi organ reproduksi atau kualitas sel telur dan sperma.
b. Masalah Genetik Turunan: Beberapa masalah genetik mungkin diturunkan dari orang tua dan mempengaruhi kesuburan, seperti kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan sel telur atau sperma.
7. Infeksi Menular Seksual (PMS)
a. Infeksi Menular Seksual: Infeksi seperti klamidia atau gonore dapat menyebabkan kerusakan pada saluran reproduksi dan mengganggu kesuburan. Infeksi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga bisa tidak disadari.
b. Peradangan dan Infeksi: Peradangan akibat infeksi menular seksual atau infeksi lainnya dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksi dan mengganggu proses pembuahan.
8. Gangguan Autoimun
a. Gangguan Autoimun: Beberapa kondisi autoimun dapat mempengaruhi kesuburan dengan menyebabkan tubuh menyerang sel telur atau sperma. Contoh gangguan autoimun yang dapat mempengaruhi kesuburan termasuk lupus atau sindrom antifosfolipid.