Mitos Tentang Asi Yang Berbahaya Jika Dipercaya Oleh Ibu

Melahirkan merupakan momen yang paling membahagian bagi sebuah keluarga. Salah satu kewajiban ibu ketika melahirkan seorang bayi adalah menyusui. ASI menjadi asupan terbaik disaat bayi baru lahir. Sayangnya banyak mitos tentang ASI yang beredar yang justru dapat membahayakan kesehatan si bayi. Berikut ini adalah mitos tentang ASI yang salah yang masih dipercaya hingga saat ini.

Pertama , seorang ibu tidak perlu IMD karena lelah atau kondisi ruangan persalinan yang tidak memungkinkan. Sebenarnya IMD sangat dibutuhkan oleh seorang ibu, dengan melakukan IMD, ASI yang keluar akan semakin lancar. Dengan melakukan IMD ( Inisiasi Menyusu Dini ), hormon yang ada dalam tubuh si ibu akan semakin meningkat dan mampu menghasilkan ASI kolostrum yang baik bagi asupan si bayi.

Kedua, jika ASI kolostrum sedikit, maka bayi harus diberi asupan lainnya selain ASI. Ini juga mitos yang salah ! ASI itu merupakan asupan yang paling baik bagi bayi. Bagi seorang ibu, biasakan untuk menyusui si bayi setiap 2 jam sekali agar asupan bayi selalu tercukupi. ASI pada hari pertama adalah ASI kolostrum terbaik dan dapat memberikan imunitas bagi si bayi.

Ketiga, jika bayi menangis berarti ia lapar dan produksi ASI kurang. Ini juga menjadi persepsi yang salah. Bayi yang menangis tidak selalu karena lapar. Bayi itu sangatlah sensitif akan segala hal, mulai dari rasa lapar, sakit, sedih, tidak nyaman, mengompol dan lain sebagainya. Jadi ketika bayi menangis, itu tidak selalu menunjukkan bahwa si bayi sedang lapar. Justru banyak ibu yang salah mengartikan tangisan bayi dengan menganggapnya sedang lapar dan memberikan asupan selain ASI, seperti madu dan pisang lumat. Padahal dengan memberikan makanan ini disaat pencernaan bayi belum siap justru dapat merusak sistem pencernaan si bayi.

Itu dia beberapa mitos yang sering dipercaya orang seputar ASI. Ingat ya bunda, ASI adalah asupan paling tepat bagi bayi karena mengandung banyak kandungan yang dibutuhkan oleh si kecil.